Minggu, 31 Juli 2011

Sambut Ramadhan

Senin, 1 Agustus 2011, bertepatan dengan 1 Ramadhan 1432 Hijriah. Libur hari pertama Ramadhan untuk lingkup sekolah. Karena jadi libur nasional, maka guru-guru juga, bisa ikut libur tentunya. ;) Marhaban yaa Ramadhan...!
Jadwal pelajaran mengalami penyesuaian. Waktu makan siang dipangkas, dan anak-anak bisa pulang lebih cepat. Yuk... belajar shaum yuk...! Sudah kusampaikan kepada murid-muridku di kelas 1 dan 2 untuk belajar berpuasa. Setidaknya selama di sekolah, nggak makan ya...! Kalau selepas itu, di mobil jemputan atau di rumah, mau makan, hm... itu sudah jadi tanggung jawab mama dan papa ya. Tapi sebetulnya, bayangkan beberapa tahun ke depan, ketika anak-anak itu bisa dengan bangga bercerita bahwa mereka sudah bisa menamatkan puasa sejak mereka kelas 1. Akan jadi cahaya mata dan penyejuk hati untuk mama dan papa di surga kelak.
Jadi, mari masuki Ramadhan dengan kebersihan hati dan niat yang tulus untuk melaksanakan ibadah di bulan suci itu dengan upaya terbaik kita. Semoga kita semua lulus menjadi manusia yang lebih bertaqwa di Syawal nanti. Amiin.

Rabu, 27 Juli 2011

Program Internship Intensif Bersama MAIS - Envisioning

Menjalani kegiatan internship yang padat dan cukup melelahkan membuatku tak sempat jalan ke mana-mana selama di Singapura. Selepas kegiatan di MAIS, pulang ke penginapan, makan malam, lalu istirahat deh di kamar, sementara beberapa teman lain masih menyempatkan diri untuk jalan untuk belanja oleh-oleh atau sekedar berfoto-ria di sana-sini. Tapi ada beberapa hari di antaranya HARUS dimanfaatkan untuk diskusi membahas envisioning.
Bayangan masa depan. Membayangkan sesuatu yang saat ini belum terjadi atau belum ada. Pikiran kita dipaksa untuk maju 10 tahun ke depan. Mau jadi apa kita di masa 10 tahun mendatang? Sekolah kita mau jadi apa, pencapaian kita sudah seperti apa...? Seru juga membahas mimpi-mimpi masa depan yang dicoba diwujudkan oleh kita bersama, oleh kepala-kepala dengan pemikiran ideal yang membayangkan berbagai kemajuan sekolah kita. Semangat...!
Tim Math & Science membayangkan bahwa di masa itu, Al Irsyad sudah punya sebuah program acara TV sendiri. Isinya tentu saja mengabarkan banyak pencapaian Al Irsyad Satya selama 10 tahun ke depan (ceritanya program TV itu tayang di tahun 2021). Menarik melihat bagaimana tim guru-guru M & S melaporkan berbagai pencapaian itu dengan cara yang menarik.
Tim English & Indonesian Studies  menyampaikan pencapaian itu dengan gaya presentasi yang cantik. Dengan duo presenter yang menyampaikan berbagai informasi dengan lancar, presentasi mereka didukung dengan eksekusi akhir yang prima. Bayangan tim Al Irsyad Satya 10-14 tahun mendatang terlihat nyata.
Giliran tim PDIS yang tampil ke panggung (nggak ada fotonya, karena aku dan tim-ku ada di panggung), aku dan Irwan berlaku sebagai duo MC di acara reuni Al Irsyad Satya tanggal 21-02-2021. Banyak improvisasi dan perubahan rencana tak terduga, tapi alhamdulillah, lewat juga. :) Kemunculan murid-murid kami dengan pencapaian mereka masing-masing, juga 'penampakan' salah seorang guru yang menggunakan teleport device, mengundang derai tawa dari yang hadir. Bukan bermaksud untuk lucu-lucuan sih, tapi kalau penyampaian mimpi-mimpi kita itu bisa dibuat fun, mengapa tidak? Kita sih asyik-asyik aja.
Envisioning, rasanya seru juga. Kita lihat ya, 10 tahun ke depan, apa yang bisa kita wujudkan. Dengan izin Allah.

Selasa, 26 Juli 2011

Program Internship Intensif Bersama MAIS - Kegiatan Studi Banding

Jadwal training di MAIS cukup padat. Kami dipasangkan dengan buddy kami masing-masing. Kami ikut beberapa pertemuan departemen maupun contact time mereka. Kami pun diberi kesempatan untuk melakukan class immersion, berkunjung ke beberapa kelas tertentu, tempat buddy kami mengajar. Menarik melihat metoda mereka mengajar. Beberapa metoda tidak jauh beda, sebetulnya. Kami tinggal improve saja. Tapi yang asyik, tentunya karena setiap kelas sudah diperlengkapi dengan proyektor dan layar. Guru-guru merancang materi pembelajaran di komputer mereka, sambungkan dengan kabel, dan proyeksikan ke layar. Wah... aku mesti belajar lagi nih, untuk membuat materi pendukung pembelajaran, dan membuatnya dengan cepat!!!
Selain class immersion di MAIS, kami pun punya dua kali kesempatan untuk melawat ke sekolah lain dalam rangka studi banding. Menarik! Tentunya bisa belajar banyak dari mereka. Mengambil yang baiknya, dan... mengambil yang baiknya, untuk diaplikasikan di sekolah kita. Bisa? Mesti bisa!
Hari Rabu, 1 Juni 2011, kami berkunjung ke Anderson Primary School, salah satu sekolah terkemuka di Singapura. Umurnya baru dua belas tahun, tapi perkembangannya luar biasa. Tidak hanya fasilitas, tapi juga sistem yang rapi dan terstruktur serta dijalankan secara konsisten oleh seluruh civitas academica-nya. 
Berjalan sepanjang koridor, terdapat beberapa unit komputer yang bisa digunakan oleh siswa untuk mengakses berbagai informasi. Itu adalah koridor cyber -selain ada juga ruang komputer khusus, plus computer lab tentunya. Ada pula museum mini sepanjang koridor lainnya, dengan lemari-lemari kaca kecil yang memajang berbagai benda seni maupun apa yang menjadi ciri khas dari berbagai negara. Di sepanjang dinding terdapat gambar yang 'bercerita'. Dan di ujung koridor itu, ada beberapa buah headset yang bisa kita gunakan untuk mendengar komentar beberapa anak tentang sekolah itu. Wah... menarik sekali, walaupun belum interaktif dua arah.
pic: courtesy of schoolbag.sg
Seni mendapat porsi yang cukup besar di Anderson Primary. Berbagai benda seni dipamerkan di sana -termasuk angklung dari Indonesia. Bahkan alat musik tradisional China, guzheng, mempunyai klub tersendiri yang cukup banyak peminatnya. Selain seni musik, seni rupa pun mendapat tempat cukup besar. Pada saat teman-teman lain menunggu sesi penjelasan dari pihak Anderson Primary, aku dan pak Irwan, sesama guru seni, dibawa berkeliling melihat fasilitas ruang seni di sana. Wuaaah... bikin iri saja. Mereka punya dua ruang yang cukup besar untuk beraktivitas seni, dua ruang pamer kecil, dua ruang supply storage, selain tambahan fasilitas lain berupa panggung kecil untuk presentasi karya anak-anak dan saling meng-apresiasi, beberapa meja putar untuk membuat keramik, plus satu tungku untuk membakar keramik!!! Asyik banget...! Di kesempatan libur sekolah, guru-guru punya program khusus untuk beraktivitas seni, mengasah kelembutan jiwa, untuk bersiap lagi menghadapi sesi mengajar di term/semester berikutnya. Serrruuu...! (Tapi ini dari sudut pandang seorang guru kesenian ya. Subjektif sekali. ;))
gambar karya seni siswa Fu Chun secondary
Satu kunjungan lagi dijadwalkan di hari berikutnya. Kali ini mengunjungi sekolah lanjutan Fu Chun. Sekolah ini memfasilitasi beragam kebutuhan anak dengan ketersediaan program-program dan unit khususnya. Dengan pertimbangan bahwa semua anak adalah unik dan memiliki bakat serta minatnya masing-masing, unit kegiatan siswanya sangat beragam, mulai dari Sport hingga tari tradisional. Selain itu, siswa yang berminat pun difasilitasi untuk memilih mata ujian sesuai minatnya. Salah satunya adalah untuk subjek Seni. Karya para peserta ujian Seni yang rata-rata berstandar baik (sekali), dipajang di dinding sekolah. Eksklusif. Yang melihat, senang... yang membuat, pasti bangga. (Lagi-lagi, dari pandangan seorang guru seni.)

Senin, 25 Juli 2011

Program Internship Intensif Bersama MAIS - Di MAIS, Singapura

Selama sepekan, kami dijadwalkan untuk mengikuti semua rangkaian kegiatan yang sudah dirancang dalam program internship intensif untuk kami selama di MAIS (Madrasah Al Irsyad Al Islamiah, Singapore).
Dimulai di pagi hari Senin, ketika kami mengikuti khidmatnya hari pertama sekolah di semester baru (ya... jadwalnya sedikit berbeda dengan kami di Indonesia). Semua siswa mengikuti assembly pagi dengan tertib, dalam pengawasan seluruh guru yang ikut menjaga di sekitar mereka. Hari Senin seluruh sekolah membaca al maktsurat sebelum assembly pagi. Selasa adalah aktivitas departemen bahasa, sementara Rabu giliran departemen ALIS (Arabic Language & Islamic Studies). Kamis giliran departemen Math & Science, dan Jumat membaca Yasin bersama.
Pada saat assembly, dibacakan asma ul husna oleh segenap civitas academica Al Irsyad, dengan lagam yang rapi teratur, tak terlalu lambat namun juga tidak tergesa. Rasanya panggilan kami semua ketika menyebutkan nama-nama Allah SWT, naik ke langit, menggetarkan dada. Sungguh luar biasa.
Beberapa sesi training tentu saja dilakukan di dalam kelas, dengan sajian materi dari bapak Noor Isham Sanif, Vice Principal Irsyad.sg. Tampilan slide-nya bagus-bagus, selain tentu saja kontennya juga memberi inspirasi. Mau dong dapat softcopy-nya, supaya bisa dibuka ulang jika sewaktu-waktu motivasi sedang lemah. 
Dan di akhir keseluruhan kegiatan, selalu ada sesi foro bersama. Untuk mengenang masa-masa belajar penuh makna di Madrasah Al Irsyad Al Islamiah Singapura.

Jumat, 08 Juli 2011

Program Internship Intensif Bersama MAIS-Keberangkatan

Usai pembagian raport tempo hari, kami langsung dijadwalkan untuk berangkat ke Singapura untuk program internship intensif di Madrasah Al Irsyad Al Islamiah Singapura. Seluruh guru dan staf dijadwalkan untuk berangkat, walau akhirnya ada beberapa orang yang terpaksa tinggal di Bandung. Dua orang di antaranya karena hamil. Yang satu lagi? Kabarnya karena istrinya hamil :D Satu orang lainnya karena dia adalah karyawan yang masih sangat baru bergabung dengan Al Irsyad Satya. 
Berangkat hari minggu pagi jelang siang, pesawat Air Asia siap menerbangkan kami dari bandara Husen Sastranegara Bandung, langsung menuju Changi Singapura. Perjalanan 1 jam 50 menit terasa singkat ketika kita bisa menikmati perjalanan dan pemandangan yang tersedia di depan mata. Mulai dari hamparan perumahan penduduk yang padat di Bandung, dilanjut dengan tebaran awan dengan bentuk yang cantik-cantik di langit yang tak berbatas cakrawala, hingga perkebunan sawit yang teramat rapi dan akhirnya mendarat di bandara Changi
Hawa panas menyeruak, dan kelelahan mulai terasa ketika dua orang dari kami sempat tertahan di bandara. Pemeriksaan acak yang 'kebetulan' dialami oleh dua orang angota departemen PDIS, membuat mereka tertahan di dalam bandara. Tapi tak lama kemudian kami langsung dibawa ke penginapan, NACLI (National Community Leadership Institute), di area bagian barat dari Singapura. 
Setelah menyimpan tas dan ransel kami di kamar, memindahkan isi koper dan merapikannya di lemari yang tersedia, dilanjut dengan menyegarkan diri, kami pun siap-siap makan malam. Terpana ketika menu makan malam adalah sandwich isi tuna-mayo, kue lapis, pastel isi kentang bumbu kari (enak sih... menurutku), bolu gulung, dan teh panas atau kopi dengan creamer banyak-banyak. Ennak! Alhamdulillah. Tapi memang menu yang aneh untuk kita yang tidak terbiasa. :p

Pin Kenangan Untuk Anggota P2 Ihsan

Lama tak menulis posting-an untuk blog. Kangen... Kemarin-kemarin sibuk dengan persiapan rapor anak-anak plus persiapan keberangkatan ke Singapura untuk program Internship intensif bersama Madrasah Al Irsyad Singapura. Selain ada juga berbagai urusan lainnya yang nggak bisa nunggu juga, mesti segera diselesaikan.
Alhamdulillah, seluruh murid di kelasku naik kelas. Pencapaian mereka naik-turun, tapi selalu ada masanya mereka bekerja keras, belajar giat, atau bermain gila-gilaan :( Untuk itu, kuhadiahkan pin kelas untuk mereka. Dengan foto kita semua di dalamnya, dan personalisasi nama kita masing-masing. Jadi nggak bakalan tertukar! Lihat wajah dan ekspresi mereka. Lucu-lucu ya...? Aku akan segera merindukan mereka. Ayo, belajar lebih giat lagi di kelas 3 nanti ya. Semangat...!

Senin, 20 Juni 2011

Mendampingi Murid-muridku

Salah satu tugas seorang guru adalah mendampingi murid-murid di dalam kelas tentunya. Itu sudah pasti. Tugas lainnya yang tak terjadwal secara rutin adalah tugas mendampingi murid-muridku dalam event lomba. Dua di antaranya, yang kami ikuti belakangan ini, ah... ternyata aku tidak cukup sigap untuk menuliskan 'liputannya'. (Sok sibuk amat sih... :p) Jadi dua event itu kutulis dalam satu posting-an saja ya.

Zara, Alya, dan Fiyya dengan karya mereka.

Yang pertama, lomba karya barang bekas yang diselenggarakan oleh Senat  Mahasiswa Psikologi Universitas Kristen Maranatha. Lomba diselenggarakan di hari Sabtu, 14 Mei lalu. Konsep karya yang kami usung, adalah aplikasi barang bekas untuk pembelajaran. Karya kapal selam untuk pembelajaran IPA itu kami beri nama (Un)sinkable Submarine. Latihan dua kali saja, rupanya tidak cukup untuk membekali anak-anak kelas 4 dan 5 ini untuk mandiri dan gesit mencari solusi untuk permasalahan yang mereka hadapi di arena lomba. Aku strict ikut aturan panitia untuk tidak ikut-ikutan masuk ke arena lomba dan meng-intervensi kerjaan anak-anak. Hasilnya? Bolak-balik mereka memandang padaku dengan tatapan memohon. Hehe... sorry, kids. Bu guru nggak boleh ikut turun tangan untuk ikut bantu menyelesaikan karya kalian (padahal udah gemes banget pengen nambahin ini dan itu di (un)sinkable submarine itu supaya hasilnya lebih optimal). Dan akhirnya, apa pun hasilnya, itu karya mereka. Semoga di kesempatan lain lebih berhasil! 
Rinad in action, dengan sepenuh ekspresi.
Yang kedua adalah kompetisi draw and tell story yang kembali digelar oleh Bale Seni Barli. Kali ini dalam rangka memperingati hari anak Indonesia di bulan Juli nanti -tapi event-nya diajukan di bulan Juni ini. Waktu pelaksanaan lombanya yang sangat mepet dengan jadwal akhir pelaksanaan ujian akhir semester genap ini membuat kita sempat berpikir untuk membatalkan keikutsertaan. Tapi akhirnya Rinad bersedia ikut berpartisipasi di lomba ini, dengan persiapan yang singkat, tapi sangat diupayakan untuk optimal. Hari Sabtu, 12 Juni, tepat sehari setelah ujian akhir selesai dilaksanakan, dia maju untuk ikut berpartisipasi di kompetisi ini.
Kita siapkan gambar. kali ini kuminta guru kesenian di sekolah, mr.Irwan yang suka banget nggambar tokoh kartun untuk ikut menyumbang gambar. Yang mewarnai, kita-kita, 'keroyokan'. Karena keterbatasan waktu, nggak semua gambar diwarnai penuh. Bahkan sampai pagi saat pelaksanaan lomba, aku, Rinad dan ibunya masih uplek ngewarnai gambar-gambar itu, rangkaian gambar yang menceritakan kisah nabi Nuh.
Rinad naik panggung di urutan ke sekian (hm... ke berapa ya? ke-3 atau ke-4 deh kalau nggak salah), dan dia mengisahkan cerita tentang nabi Nuh dengan ekspresi penuh, intonasi yang tertata, artikulasi yang tepat, dan jeda yang juga pas. Dan kupikir, hanya ada satu kompetitor kuat buat dia di lomba kali ini. Terbukti... Dia keluar sebagai juara 1. Alhamdulillah. Aku yang hanya mendampingi, ikut senang dengan keberhasilannya. Congrats, ya, Rinad.

Rabu, 27 April 2011

Gempa Cilacap... Lagi!!!

Rehat antar dua pelajaran. Anak-anak sedang di luar kelas, sibuk main, berlarian di koridor. Lamat-lamat, kurasa ada getaran kecil. Gempakah...? Kupastikan bahwa guncangan yang aku rasa di lantai dua sekolah itu bukan efek resonansi dari getaran kendaraan berat yang biasa lewat di jalanan sebelah. 'Jemuran pakaian', karya anak-anak beberapa waktu yang lalu terlihat bergoyang. Pelan. Membuatku yakin bahwa ini gempa. Deg-degan rasanya. Apa kabarnya anak-anak jika gempa susulan terjadi lagi? Untungnya tidak.
Ketika kutanya beberapa rekan dan murid-murid, banyak di antara mereka yang tidak merasakan keberadaan gempa tadi. Terlalu asyik dengan dunia mereka. Aku yang agak-agak paranoid, membawa serta tas beserta komputer jinjingku ke pertemuan rutin dengan departemen PDIS seperti biasa setiap Selasa.
Salah satu yang siap-siap diagendakan: pelatihan tanggap bencana jika sewaktu-waktu terjadi kejadian serupa di sekolah, dengan anak-anak yang masih berada di area sekolah. Harus segera, kiranya. Yuk, jadwalkan...!

Senin, 18 April 2011

Polling Device di Kelas

Akhir-akhir ini pelajaran Matematika jadi pelajaran favorit. Selain karena materinya jadi terasa semakin mudah setelah disampaikan dan dilatih berkali-kali, juga karena disampaikan dengan cara yang menarik dan variatif. Ms. Pury, guru matematika di sekolah kami, memanfaatkan teknologi untuk menarik minat murid-murid kami agar makin menyukai matematika. Salah satu program berbasis teknologi yang digunakan oleh ms. Pury adalah Polling Device. Sederhananya sih semacam alat survey elektronik. Data diinput, dan hasilnya bisa langsung nampak sesaat kemudian.
Polling device bisa digunakan di ruang ajar interaktf (Interactive Teaching Room) atau kelas. Persiapannya memang cukup makan waktu, sedangkan eksekusinya hanya beberapa menit saja. Tapi ketika anak-anak tampak bersemangat belajar karenanya, susah payah saat membuatnya seolah terbayar. Lunas. 
Halaman editing Ars2007-sampel soal science kelas 2.
Untuk menggunakannya, ms. Pury menggunakan program ARS2007 yang sudah di-install di komputernya (sebetulnya, di komputer kami juga ada, tinggal mengoptimalkan penggunaannya saja). Soal dan kunci jawaban dibuat dalam file tersendiri. Semua materi soal dibuat dalam bentuk pilihan ganda. Biasanya ms. Pury membuat 10-20 soal untuk satu sesi. Setelah disimpan dalam folder, file tersebut siap digunakan sewaktu-waktu.
Pada saat digunakan, ms. Pury membawa proyektor in-focus ke kelas atau membawa anak-anak ke IT Room. Wah, belum apa-apa mereka sudah senang luar biasa, padahal mau diberi latihan soal. ;) Setelah layar in-focus siap. setiap anak bisa mengambil remote yang akan digunakan untuk memasukkan data jawaban mereka. Cek ketersediaan/kekuatan baterai remote sebelum digunakan. Setelah semua siap, mulailah soal pertama ditayangkan di layar. 
Beradu cepat menekan tombol remote, menjawab soal.
Dalam rentang waktu yang relatif pendek, anak-anak harus membaca dan menjawab soal yang terpampang di layar dengan memijit salah satu tombol pada remote yang mereka pegang. Maaf-maaf, jawaban tak bisa diralat, dan hasilnya bisa langsung diketahui saat itu juga. Siapa-siapa yang tepat menjawab soal ataupun salah, hasilnya langsung terpampang di layar yang sama. Hasil akhirnya? Seperti bermain game, peringkat teratas hingga juru kunci, semua terpampang dengan jelas di depan mereka. 
Ms.Pury menjelaskan kembali materi pelajaran.
Selain itu, ms.Pury pun bisa segera membahas soal jika diperlukan, menekankan pada soal-soal yang dirasa sulit bagi anak-anak. Dengan begitu, kesalahan serupa di masa datang bisa diminimalisir. Apapun hasilnya, tetap menyenangkan untuk mereka. 

Selasa, 05 April 2011

Pengalaman Pertama Dengan Derek Jasa Marga

Semoga jadi yang terakhir juga. Pagi tadi aku sedikit bertenang hati karena jalanan lancar. Pukul tujuh pagi aku sudah masuk tol. Pertanda baik nih. Kupikir begitu. Dalam perjalanan kurasakan sedikit keanehan dengan suara mesin mobilku. Hm... Sudah beberapa hari ini memang terasa kurang enak sih bawaannya. Aku belum cek ulang lagi Katana-ku. Ditunda-tunda terus. Memang salahku... :p 
Dan firasat (burukku) terbukti. Jelang km 129 di tol Padaleunyi arah Padalarang, mobilku rasanya kehilangan tenaga. Pelan-pelan kutepikan kendaraanku, dan mencoba menginjak pedal gas untuk menggerakkan mobilku. Gagal. Berkali-kali mencoba, gagal. Akhirnya menyerah. Telfon sana-sini, akhirnya 'ditemukan' oleh petugas jasa marga yang sedang berpatroli. Aku tak punya pilihan selain merelakan mobilku diderek hingga bengkel dekat gerbang tol Padalarang. Bayar extra-lah, karena bukan dibawa ke gerbang tol terdekat (Baros). 
Setelah menitipkan mobilku di bengkel, aku pergi ke sekolah, mampir ke ATM untuk mengambil sebagian uangku. Jam pertama, IQRO, murid-muridku kehilangan. Untungnya, beberapa anak di grup-ku shalih sekali. Alhamdulillah. Mereka berinisiatif untuk memimpin teman-temannya tetap membaca buku IQRO. Jam kedua, aman, karena aku sudah berjanji untuk menggabungkan dua kelas sekaligus untuk pelajaran bahasa Inggris bersama ms. Pury. Beliau sudah setuju. Sesi berikutnya, Science, alhamdulillah, aku ada di sekolah untuk mengajar. Magic, seru! (tapi itu episode blog posting yang lain ;)). 
Setelah semua urusan di sekolah selesai, sore ini aku siap-siap untuk menjemput mobilku di bengkel. Heu... 'jajan' lagi deh buat mobilku. Semoga membawa keselamatan. Hari ini, kemarin, atau nanti, pasti aku akan mesti mengeluarkan uang untuk servis kendaraan juga. Cuma kali ini ditambah dengan bea mobil derek, 350.000!!! (padahal di km 129 tadi pak petugas derek mengatakan 'hanya' 300 ribu saja. Tapi karena kuitansinya ada, jelas, yah... aku tak punya pilihan lain selain membayar. :( Jangan kejadian lagi ah. Jadi agak-agak paranoid nih melintas di km 129 :p

Senin, 04 April 2011

Gempa Cilacap... Terasa Hingga ke Bandung!

Pukul tiga pagi. Bumi berguncang. Terbangun dari tidur, memastikan diri bahwa itu adalah guncangan gempa, dan bertanya-tanya sendiri, apakah harus siap-siap evakuasi ke luar rumah? Apa saja barang penting yang harus dibawa? Kerudung di mana? Apakah pakaian tidurku cukup layak untuk dikenakan ke luar rumah? Dan sebagainya dan sebagainya.
Dalam keadaan mengantuk tapi cukup waspada, aku berpikir-pikir apakah akan mencari informasi tentang gempa tersebut (MetroTV atau TVOne kurasa cukup bisa diandalkan untuk berita terkini semacam itu), meng-update status facebook (teteup... pengen eksis), atau kembali tidur. Atau pilih opsi ketiga ;)
Pagi harinya, baru kuketahui bahwa gempa sebesar 7,1 SR terjadi di 293 km barat daya Cilacap, dengan kedalaman 10 km. Cukup mengagetkan, apalagi mengingat pusat gempa itu berada di lempeng Eurasia, di mana lempeng Sunda -tempat barisan pulau Jawa dan Sumatera berada- juga termasuk di dalamnya. Apakah gempa serupa akan 'menjalar' ke tempat-tempat lain? Bumi memang sedang berguncang, menggeliat. 
Kelihatannya kita harus waspada saja. Siapkan tas survival berisi perlengkapan darurat seperti surat-surat penting, makanan kecil dan minuman botol, obat standar, pakaian ganti, hm... apa lagi? Kok jadi ingin seperti Doraemon dengan kantong ajaib atau Hermione Granger dengan tas kecil serba ada-nya. Inginnya memasukkan segala barang yang diperlukan dalam wadah kecil yang siap dibawa kapan saja. Rasanya perlu juga mengingatkan murid-muridku untuk selalu bersiaga, meningkatkan kewaspadaan dan kesiapan dalam menghadapi berbagai situasi. Mungkin drilling atau training kesiagaan bencana sudah harus diselenggarakan lagi di sekolah kami.

Origami Balon

Tampak simpel. Aktivitas ekskul kita di hari yang lalu. Pertemuan pertama di tahun ajaran baru setelah libur 2 bulanan. Mengulang aktivitas ...