Jumat, 29 November 2019

Perjuangan Pergi ke Tempat Kerja.

Biasanya aku berangkat ke tempat kerja dengan mengendarai Silvie, mobil Ayla-ku yang setia menemani sejak 2015 lalu. Terasa sedikit keanehan di hari-hari terakhir ini. Sudah beberapa hari mobil agak susah distater. Kupikir... nanti Sabtu lah ke bengkel, mumpung jadwal off. Eh pagi tadi, mobil nggak bisa distater sama sekali. Agak paniklah memikirkan moda transportasi alternatif untuk ke area Kota Baru dari pelosok Buah Batu ini. Kalau sambung menyambung menjadi satu, bisa-bisa jam 9 aku baru nyampe sekolah. Akhirnya order go-car lah. Driver pertama dengan Avanzanya mengabari bahwa dia masih sekitar masih 20 menit jauhnya dari titik jemput yang kuminta.  Waduh... aku perlu lebih cepat! Kucancel deh orderan pertama lalu reorder. Itu pun sambil riweuh... bolak-balik nyari tombol cancel. Saking nggak pernahnya pake layanan go-car atau go-ride, aku nggak biasa dengan setelan navigasinya. Jarang pake gojek? Lha daerah tempat tinggalku ini memang termasuk 'zona merah', jadi memang susah untuk pakai layanan gojek.
Saldo go-pay-ku kosong. Mau top up dulu kok ya belibet ya, lama. Akhirnya yo wis lah, bayar pakai cash aja biarpun jatuhnya ya jadi lebih mahal. Untung kemarinnya aku baru tarik tunai di ATM, buat jaga-jaga pergi ke dokter gara-gara sakit tenggorokan sampai suara hilang.
Order go-car berikutnya, dapat sopir dengan mobilio, Lokasi dia ternyata cukup dekat sampai titik jemput. Lumayanlah, nggak terlalu lama nunggu. Tapi baru saja aku naik, dia memberi tahu bahwa dia mesti ngisi bensin dulu. Hmm... allright. Pom bensin terdekat nih ada di deket Telkom-U, dengan ambil jalan berputar untuk menghindari titik macet di area Ciganitri. Okeh deh... daripada mogok kehabisan bensin di jalan tol. Ya sudah, pasrah aja. Aku ngikut dia. 
Selepas pom bensin, dia tanya apa aku bawa kartu e-toll. Hhh... ketiga kartu e-toll yang kupunya kutinggal di mobil. Tadi kok nggak kepikir ya buat bawa 1, padahal saldonya masih cukuplah buat bolak-balik keluar-masuk tol. Akhirnya mobil melipir dulu ke indomaret untuk top up kartu e-toll-nya dia. Gagal!! Katanya device-nya nggak ada. Ya sudah... pasrah lagilah, siap-siap melipir lagi di km 125 untuk isi ulang e-toll. Daripada ketahan lebih lama di gerbang tol Padalarang nanti, akibat saldo nggak cukup. 
Masuk tol, kulirik layar info di portal masuk. Saldo di kartunya terbaca 150 saja. 150 rupiah yaa, sodara-sodara. Ya memang mesti banget isi ulang kartu e-money-nya. Maka melipir lagilah kita ke km 125, mencari ATM Mandiri untuk isi ulang. And tell me what, kayaknya dia nggak bawa kartu ATM Mandiri. Oh God... sementara aku pun bukan 'cewek mandiri'. Aku biasa pake flazz bca atau tapcash bni. Dia mampir ke sebuah gerai minimarket, tapi ujung-ujungnya bisa top up di gerai kecil khusus untuk isi ulang kartu e-toll di dekat situ. Alhamdulillah. Kita pun bisa melanjutkan perjalanan. Ke sekolah... sudah nggak berani lihat jam. Sudah pasti telat banyak ini mah. 
Sebagai bonus perjalanan pagi itu, botol minum yang kusimpan di tas ransel ternyata bocor, dan rembesannya pas bangetlah di area 'belakang'. Malu-maluin banget. Anak-anak pulang sekolah sekitar jam 9 karena sedang masa ujian akhir semester. Pas nunggu anak-anak dijemput ortunya, aku pun cuma bisa mepet dinding supaya tidak mengundang perhatian sambil menunggu bajuku kering lagi.
Dan cerita pulangnya pun tak kalah seru. Hari Jumat itu sungguh jadi penanda untuk datangnya weekend sebagai waktu beberes segala urusan, plus istirahaaaat.

Tidak ada komentar:

Origami Balon

Tampak simpel. Aktivitas ekskul kita di hari yang lalu. Pertemuan pertama di tahun ajaran baru setelah libur 2 bulanan. Mengulang aktivitas ...