Sabtu, 30 November 2019

Perjalanan Pulang yang Panjang

Jumat sore. Setelah pagi hari berjuang dengan kehebohan bersama go-car, kupikirkan beberapa alternatif rencana rute kepulangan ke rumah. Padalarang-Buahbatu (Atuh bolehlah ngaku-ngaku Buahbatu, walaupun sebenarnya sudah masuk area Bubat, masuk ke Bojongsoang, itu pun melipir lagi ke jalan Ciganitri)
Opsi 1: Naik bus damri turun di Jl. Asia-Afrika depan hotel Prama Panghegar. Jalan kaki sedikit ke area Lengkong kecil, lalu sambung angkot biru. Pastikan yang rutenya ke arah Buahbatu. Turun sebelum dia putar balik menjalani rute ke arah sebaliknya. Ini hanya beberapa puluh meter sebelum Transmart Buahbatu. Tapi aku tak bisa lanjut dengan naik ojol, karena area rumah termasuk zona merah yang terlarang dimasuki ojol berpenumpang (meni kitu-kitu teuing, padahal mah soal rezeki udah diatur Allah, nggak akan ketuker). Tapi ya sudahlah... berarti amannya sih aku jalan kaki sekitar 600 meter sampai pangkalan ojek di mulut jalan Ciganitri. Setelah itu dilanjut opang sampai ke rumah.
Opsi 2: Naik ojek ke gerbang tol Padalarang. Lanjut dengan bus antarkota jurusan Bandung (biasanya sih MGI yang agak nyaman) menuju terminal Leuwi Panjang. Jalan sedikit untuk naik angkot abu-abu jurusan Ciwastra. Berhenti di mulut jalan Logam, lalu dilanjut dengan opang sampai ke rumah.
Opsi 3: Naik ojek ke stasiun K.A. Padalarang. Naik kereta api ke stasiun Kiara Condong. Dari sana... bisa naik angkot ke jalan Logam lalu lanjut opang, atau order gocar ke rumah. Bukannya sok gaya, tapi aku kan lagi sakit tenggorokan sampai suaraku hilang-hilang. Menghindari angin jalanan yang jahat lah..
Hey hey... ternyata di area fingerprint sebelum pulang, aku bertemu Ms.JC yang biasa bawa mobil ke area Moh.Toha. Humm.. kalau bisa nebeng, boleh juga lah. Dari Toha bisa disambung moda transportasi lain, dan itu sudah relatif dekat ke rumah. Eh tapi... ternyata dia masih mau menunggu seseorang lebih dulu, yang waktunya tak bisa dipastikan. Oh baiklah. Kuucapkan selamat tinggal dengan manis padanya, lalu berjalan menuju halte bus.
Di depan halte bus, aku bertemu dengan Ms. EC yang baruuuu saja melajukan mobilnya keluar parkiran. Biasanya dia keluar tol Toha atau kadang Bubat. Hey, boleh dong aku nebeng? Tapi ternyata, weekend adalah hari buatnya untuk jalan-jalan dulu sebelum pulang. Hmm, baiklah kalau begitu. Gagal nebeng lagi. Kulambaikan tangan pula padanya dengan bonus senyum manis (rasanya sih asli, senyum manis, bukan senyum asem) untuk kemudian kembali ke tujuanku semula, menunggu bus damri di halte.
Sekitar 20 menit aku menunggu, akhirnya damri datang juga. Penumpang tidak terlalu penuh. Aku masih bisa duduk nyaman di dalamnya. Bus melaju cukup pelan, dan aku bisa tiduran. Kalau bawa kendaraan sendiri, ya mana bisa lah. Sesuai rencana di opsi 3, aku ganti kendaraan dengan naik angkot biru, yang ternyata maju-mundur ngetem entah berapa lama. Aku sok santai aja, ikut iramanya dia. Kukombinasikan opsi 1 & 2. Di area Pasar Kordon, aku turun dari angkot biru, naik angkot abu sampai jalan Logam. Nyeberang jalanan ramai untuk menuju pangkalan opang. Lumayan, dapat opang dengan motor yang masih relatif bagus, jadi aku bisa duduk nyaman dan merasa aman di jok belakang.
Mengubah sedikit destinasi tujuan, aku minta berhenti di area food court dekat sebuah minimarket.  Kuingat ada mobil pick-up yang biasa jualan buah-buahan di dekat situ. Aku mau membeli pisang untuk temanku makan obat. Maaf, aku memang susah untuk minum obat, jadi nggak pandai menelan tablet atau kapsul. Dengan pisang, perjalanan obat akan lebih lancar. Selain pisang, aku pun berencana untuk membeli bubur ayam untuk makan malam, supaya lebih bersahabat untuk tenggorokanku. Dari area food court situ, aku tinggal jalan pulang sekitar 300 meter. Sampai rumah, alhamdulillah masih kebagian maghrib. Subhanallah... perjalanan tadi rasanya panjang sekali. Mulai lepas dari area fingerprint jam 4 kurang, dan sampai rumah jelang jam 7. Kalau pakai kendaraan sendiri, pakai macet pun kadang 1 jam sudah bisa sampai rumah. Kalau lancar jaya, bisa kurang dari 40 menit. 
Senyumin aja deh. Jumat kemarin sebagai hari berkah untuk menjalani 'petualangan' baru, yang lain dari rutinitasku, keluar dari zona nyaman kebiasaanku. Sekali-sekali sih oke. Tapi kalau tiap hari, kayaknya bakalan remuk di jalan nih, aku.

Tidak ada komentar:

Origami Balon

Tampak simpel. Aktivitas ekskul kita di hari yang lalu. Pertemuan pertama di tahun ajaran baru setelah libur 2 bulanan. Mengulang aktivitas ...