Dua pekan ini, mengajarkan lagu 'Doa Untuk Ayah dan Ibu' kepada murid-muridku, anak-anak kelas 1. Lagunya mudah, hanya dalam 15 menit, mereka sudah hapal melodinya. 15 menit berikutnya pun digunakan untuk berlatih, mengulang-ulang liriknya. Beberapa anak sudah langsung hapal dalam satu pertemuan. Langsung menantang battle menyanyi tanpa melirik teks-nya. Gayya ya? ;)
Pekan berikutnya, masih mengingat-ingat lagu yang diajarkan sebelumnya, dilanjut dengan mengajarkan melipat origami sederhana, yaitu sebuah amplop mungil dari kertas origami bercorak. Umm... mengajarinya cukup melelahkan, ternyata, karena tidak setiap anak terbiasa dengan aktivitas lipat melipat kertas. Banyak yang mudah menyerah dan minta dibantu begitu saja. Ah... anak-anak jaman sekarang ya. Tapi sebetulnya mereka antusias sekali, terutama karena corak yang menarik dari kertas origami yang kusiapkan untuk mereka. Selain itu, kuminta mereka menyiapkan surat cinta untuk orang tuanya yang nanti akan disisipkan ke dalam amplop tersebut.
pic: courtesy of www.ohcrafts.net |
Mengingat pengalaman berurai air mata di kelas sebelah ketika mengajarkan lagu basmalah, kali ini aku mewanti-wanti anak-anak itu agar tidak menangis. Seorang anak yang saat ini tinggal bersama kakek-neneknya, terpisah dari ayah-bundanya, terlihat berkali-kali menahan haru. Tak kuat menahan perasaannya, dia bertanya, "Miss, kalau nangisnya nanti di rumah, boleh?" Oh... tentu saja boleh, nak. (T T)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar