Kulihat pengumuman kecil itu di sudut surat kabar harian PR. Tertarik dong... selain aku sudah lama tidak ikut pelatihan apapun (duuh, susah memang cari pelatihan untuk guru kesenian atau guru kelas -selain standar pelatihan kurtilas tempo hari :p-), memang menulis adalah salah satu hal yang kugemari. Biaya yang nggak sedikit, tentu jadi kendala, baik jika dibebankan ke pihak sekolah, apalagi individu. Duh!!!
Kantor Redaksi PR sebagai penyelenggara terbakar!!! Sebuah berita mengejutkan. Akankah sesi pelatihan menulis artikel untuk guru itu akan tetap digelar? Nyatanya YA. Komitmen PR untuk tetap terbit dan tetap menjalankan segala aktivitas senormal mungkin, dijaga betul oleh pimpinan beserta segenap staf. Maka jadilah pelatihan yang sedianya akan diselenggarakan di kantor redaksi PR, pindah tempat ke Hotel Serela di Cihampelas.
Dan pada hari Rabu dan Kamis, 15-16 Oktober lalu, aku dan Ms. Reni dari sekolah kami, resmi bergabung menjadi salah satu peserta pelatihan menulis astikel untuk guru, beserta 20-an guru-guru dari sekolah lain.
Sesi pertama diawali oleh pak Budhiana yang punya pengalaman panjang di dunia persuratkabaran, termasuk di PR tentunya. Menarik mendengarkan kisah beliau, berbagi pengalaman mengenai banyak hal. Berlanjut dengan sesi kedua bersama pak Tendi, yang juga punya pengalaman tak kurang panjang bersama PR. Sesi terakhir di hari pertama ditutup oleh pak Septiana Santana, yang membongkar pola berpikir kita, agar lebih berani berpikir dan berpendapat dalam tulisan. Sebetulnya materi yang disampaikannya adalah tentang struktur tulisan, lengkap dengan contoh-contoh tulisan sesuai dengan penjelasan yang disampaikannya dengan cara yang menarik.
Hari kedua, kembali pak Septiawan Santana mengawali sesi pagi. Kali ini membahas mengenai gaya bertutur dalam tulisan. Beberapa contoh diungkapkan, tapi sayangnya tidak cukup waktu untuk membahas semua contoh yang diberikan. Sesi berikutnya, kembali pak Tendi mengisi materi. Kali ini mengenai Bidik Rubrik. Ternyata, cukup banyak peluang bagi penulis lepas untuk menjadi kontriutor di koran PR. Aku yakin, banyak ide sudah bermunculan di benak teman-teman, siap diwujudkan menjadi ragam tulisan untuk surat kabar.
Usai diskusi dengan pak Tendi, acara pun berakhir. Pembagian 3 doorprize untuk penyusun kerangka tulisan terbaik pun diumumkan. Hari sebelumnya sudah dibagikan 2 doorprize untuk partisipan dengan usulan tema terbanyak. Aku bukan salah satunya, cukup jadi fotografer saja :p
Selamat ya buat para penyabet door prize. Apa kabar denganku sendiri? Iddiiih, update blog ini saja tertunda-tunda teruuus. Apa kabar artikel untuk surat kabar, yang notabene harus berdasarkan data dan fakta, didukung riset baik kecil maupun besar, lebar menyeluruh? Sabar deh... satu-satu. Blog posting dulu yang diselesaikan yaa, yang hanya curhatan kecil dari hati. Sambil menanti hari, hingga tulisanku selesai. Tim PR-Institute sebagai penyelenggara menanti tulisan terbaik kita untuk dipublikasikan dalam salah satu penerbitan koran Pikiran Rakyat. Sementara itu, kita tunggu dulu liputan dari tim PR yaa. Ayo, berfoto yang cantik ;)
Hari kedua, kembali pak Septiawan Santana mengawali sesi pagi. Kali ini membahas mengenai gaya bertutur dalam tulisan. Beberapa contoh diungkapkan, tapi sayangnya tidak cukup waktu untuk membahas semua contoh yang diberikan. Sesi berikutnya, kembali pak Tendi mengisi materi. Kali ini mengenai Bidik Rubrik. Ternyata, cukup banyak peluang bagi penulis lepas untuk menjadi kontriutor di koran PR. Aku yakin, banyak ide sudah bermunculan di benak teman-teman, siap diwujudkan menjadi ragam tulisan untuk surat kabar.
Usai diskusi dengan pak Tendi, acara pun berakhir. Pembagian 3 doorprize untuk penyusun kerangka tulisan terbaik pun diumumkan. Hari sebelumnya sudah dibagikan 2 doorprize untuk partisipan dengan usulan tema terbanyak. Aku bukan salah satunya, cukup jadi fotografer saja :p
Selamat ya buat para penyabet door prize. Apa kabar denganku sendiri? Iddiiih, update blog ini saja tertunda-tunda teruuus. Apa kabar artikel untuk surat kabar, yang notabene harus berdasarkan data dan fakta, didukung riset baik kecil maupun besar, lebar menyeluruh? Sabar deh... satu-satu. Blog posting dulu yang diselesaikan yaa, yang hanya curhatan kecil dari hati. Sambil menanti hari, hingga tulisanku selesai. Tim PR-Institute sebagai penyelenggara menanti tulisan terbaik kita untuk dipublikasikan dalam salah satu penerbitan koran Pikiran Rakyat. Sementara itu, kita tunggu dulu liputan dari tim PR yaa. Ayo, berfoto yang cantik ;)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar