Menyambung posting-an sebelumnya. Anak-anak kelas 2 SD di bulan Februari ini mendapat paket tugas keterampilan membuat naga liong. Idenya kudapat dari salah satu edisi buku "Art Attack".
Mengingat ini adalah sebuah keterampilan yang berproses panjang, waktu dua jam pelajaran tidak akan cukup untuk menuntaskan pekerjaan ini.
Tahap pertama adalah menjiplak pola naga liong yang sudah kuperbanyak untuk mereka. Mereka kuperkenalkan dengan metode jiplak menggunakan karbon. Beberapa anak masih gamang. Karena penasaran ingin segera melihat hasil jiplakannya, beberapa kali mereka mengintip goresan tangan mereka di kertas tebal (dupleks), tapi hasilnya malah kertas mereka bergeser dan hasil jiplakannya jadi tidak sempurna. Tapi tidak mengapa... itu masih bisa diakali.
Tahap selanjutnya adalah mewarnai sang naga, bagian kepala dan ekornya. Setiap anak punya kecenderungan dan karakteristik tertentu dalam mewarnai. Pemilihan warna kuserahkan pada mereka, tapi kusarankan mereka untuk menggunakan crayon untuk mendapatkan warna yang kuat.
Setelah selesai mewarnai, mereka menggunting kedua bagian naga. Mereka terlihat agak kesulitan menggunting lekuk outline sang naga di atas kertas tebal. Sulit memang, tapi kusemangati mereka selalu untuk berusaha sendiri, tanpa perlu dibantu orang lain.
Usai menggunting, mereka menyiapkan badan naga dari kertas spotlight berukuran 8 cm x 40 cm. Mereka melipat kertas panjang itu seperti melipat alas obat nyamuk bakar jaman dulu (duh... jadul banget deh. Masa kini sudah jaman obat nyamuk elektrik ya? ;)).
Tahap berikutnya menyambung bagian badan dengan kepala dan ekornya. Gunakan lem fox putih agar lebih kuat.Tahap terakhir, memasang penyangga bambu pada badan bagian depan dan belakangnya. Tahap ini aku membantu semua anak karena memang tidak mudah untuk membelah bambu dan memasangkannya pada badan sang naga. Tambahkan lem fox untuk menguatkan posisi bambu, dan... jadilah naga liong itu. Siap dimainkan.
Mengingat ini adalah sebuah keterampilan yang berproses panjang, waktu dua jam pelajaran tidak akan cukup untuk menuntaskan pekerjaan ini.
Tahap pertama adalah menjiplak pola naga liong yang sudah kuperbanyak untuk mereka. Mereka kuperkenalkan dengan metode jiplak menggunakan karbon. Beberapa anak masih gamang. Karena penasaran ingin segera melihat hasil jiplakannya, beberapa kali mereka mengintip goresan tangan mereka di kertas tebal (dupleks), tapi hasilnya malah kertas mereka bergeser dan hasil jiplakannya jadi tidak sempurna. Tapi tidak mengapa... itu masih bisa diakali.
Tahap selanjutnya adalah mewarnai sang naga, bagian kepala dan ekornya. Setiap anak punya kecenderungan dan karakteristik tertentu dalam mewarnai. Pemilihan warna kuserahkan pada mereka, tapi kusarankan mereka untuk menggunakan crayon untuk mendapatkan warna yang kuat.
Setelah selesai mewarnai, mereka menggunting kedua bagian naga. Mereka terlihat agak kesulitan menggunting lekuk outline sang naga di atas kertas tebal. Sulit memang, tapi kusemangati mereka selalu untuk berusaha sendiri, tanpa perlu dibantu orang lain.
Usai menggunting, mereka menyiapkan badan naga dari kertas spotlight berukuran 8 cm x 40 cm. Mereka melipat kertas panjang itu seperti melipat alas obat nyamuk bakar jaman dulu (duh... jadul banget deh. Masa kini sudah jaman obat nyamuk elektrik ya? ;)).
Tahap berikutnya menyambung bagian badan dengan kepala dan ekornya. Gunakan lem fox putih agar lebih kuat.Tahap terakhir, memasang penyangga bambu pada badan bagian depan dan belakangnya. Tahap ini aku membantu semua anak karena memang tidak mudah untuk membelah bambu dan memasangkannya pada badan sang naga. Tambahkan lem fox untuk menguatkan posisi bambu, dan... jadilah naga liong itu. Siap dimainkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar